FAKTA GROUP – Singkawang, yang terletak di Kalimantan Barat, dikenal sebagai “Kota Seribu Kelenteng.” Nama Singkawang berasal dari bahasa Hakka, yaitu “San Khew Jong,” yang berarti “sebuah kota di bukit dekat laut dan sungai.” Sejak abad ke-18, Singkawang menjadi pusat migrasi masyarakat Tionghoa, terutama dari etnis Hakka, yang datang untuk bekerja di tambang emas dan pertanian.
Kedatangan masyarakat Tionghoa ke Kalimantan Barat terjadi pada abad ke-18, ketika mereka dibawa oleh penjajah Belanda untuk mengeksploitasi sumber daya alam, terutama tambang emas di Monterado (sekarang wilayah Kabupaten Bengkayang). Banyak dari mereka kemudian menetap di Singkawang, yang saat itu menjadi pusat perdagangan dan kehidupan sosial.
Komunitas Tionghoa di Singkawang mempertahankan budaya dan tradisi leluhur mereka, termasuk bahasa Hakka, makanan khas, dan ritual keagamaan. Hal ini menjadikan Singkawang kota yang unik dengan perpaduan budaya lokal dan Tionghoa yang sangat kuat.
Tahun Baru Imlek di Singkawang adalah perayaan yang sangat meriah dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun internasional. Beberapa tradisi yang menonjol:
- Festival Cap Go Meh: Puncak perayaan Imlek di Singkawang ditandai dengan Festival Cap Go Meh, yang melibatkan parade tatung (orang yang kerasukan roh leluhur atau dewa). Parade ini melambangkan pengusiran roh jahat dan mendatangkan keberuntungan bagi kota.
- Tradisi Kelenteng: Masyarakat Tionghoa di Singkawang memulai Tahun Baru Imlek dengan sembahyang di kelenteng, memohon berkah, kesehatan, dan rezeki. Kelenteng-kelenteng besar seperti Kelenteng Tua Pek Kong menjadi pusat aktivitas keagamaan.
- Kuliner Khas Imlek: Hidangan tradisional seperti kue keranjang, mie panjang umur, dan masakan khas Hakka menjadi bagian penting dalam perayaan.
Perayaan Imlek di Singkawang mencerminkan kerukunan antarumat beragama. Meskipun mayoritas penduduknya adalah etnis Tionghoa, perayaan ini melibatkan masyarakat dari berbagai latar belakang, termasuk suku Melayu dan Dayak. Ini menjadikan Singkawang simbol keberagaman budaya Indonesia.
Sebagai kota dengan populasi Tionghoa terbesar di Indonesia, Singkawang memiliki potensi besar untuk terus berkembang sebagai destinasi wisata budaya. Perayaan Imlek dan Cap Go Meh tidak hanya menjadi ajang pelestarian tradisi, tetapi juga mendorong perekonomian lokal melalui pariwisata.
Singkawang adalah bukti nyata bagaimana tradisi Tionghoa dapat hidup berdampingan dengan budaya lokal, menciptakan harmoni dan keberagaman. Perayaan Tahun Baru Imlek di Singkawang bukan sekadar momen budaya, tetapi juga cerminan sejarah panjang masyarakat Tionghoa di Indonesia yang kaya akan nilai-nilai keberuntungan, kebersamaan, dan harapan.