JAKARTA, FAKTANASIONAL.NET – Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dengan 15 kali guguran lava dalam enam jam terakhir.(10/3)
Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), aktivitas ini mengarah ke barat daya dan meliputi beberapa aliran seperti Kali Bebeng, Putih, dan Krasak dengan jarak luncur maksimal mencapai 1.800 meter.
Kondisi ini menambah deretan kewaspadaan masyarakat di sekitar perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Aktivitas seismik yang terjadi di sekitar Gunung Merapi menunjukkan adanya 34 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 2-9 mm dan durasi yang bervariasi antara 52,73 hingga 175,52 detik. Ditambah dengan 39 kali gempa hibrid yang menandakan pergerakan magma, situasi ini membuat pihak berwenang mengeluarkan status siaga Level III.
Meskipun kondisi cuaca sedang berawan, asap putih setinggi 50 meter terlihat keluar dari kawah, sementara suhu udara berkisar antara 18 hingga 20,5 derajat Celsius dengan kelembaban mencapai 96,4%.
Pemeriksaan terbaru dari BPPTKG menyatakan bahwa guguran lava yang terjadi 15 kali ini harus menjadi perhatian utama. Aktivitas yang dinilai cukup intensif ini tidak hanya mengancam zona sekitarnya, tetapi juga menimbulkan potensi bahaya jika terjadi letusan eksplosif.
Dalam kondisi seperti ini, material vulkanik berpotensi terlontar hingga 3 km dari puncak, yang tentunya mengharuskan warga di sekitar daerah rawan untuk meningkatkan kewaspadaan.
BPPTKG telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat untuk menghindari zona bahaya yang telah ditentukan, seperti Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng, dengan jarak maksimal mencapai 7 km dari puncak.
Warga juga diingatkan untuk selalu menggunakan masker guna mengantisipasi abu vulkanik yang dapat membahayakan kesehatan.
Selain itu, pihak berwenang terus memantau kondisi seismik dan aktivitas magma guna mengantisipasi kemungkinan terjadi letusan eksplosif yang dapat memicu banjir lahar dingin di wilayah sekitar.
Upaya mitigasi bencana dan koordinasi dengan instansi terkait menjadi kunci utama dalam menghadapi situasi yang dinamis ini.
Masyarakat diimbau untuk mengikuti arahan dan informasi terkini dari BPPTKG serta aparat setempat demi menjaga keselamatan bersama. Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam yang selalu mengancam wilayah rawan seperti Gunung Merapi.[dit]