FAKTA GRUP – Pemerintah Kota Banda Aceh dan Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerja sama membangun mitigasi bencana secara bersama bagi masyarakat pada peringatan 20 tahun peristiwa gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004.
Pj Wali Kota Banda Aceh Ade Surya, Selasa, mengatakan JICA akan menggelar berbagai kegiatan dalam momentum dua dekade tsunami Aceh tahun ini, mulai dari simulasi mitigasi bencana, edukasi, pemutaran video histori JICA membangun Aceh pascatsunami, dan kegiatan lainnya.
“Pastinya kita Pemkot Banda Aceh merasa senang, karena banyak negara yang ikut partisipasi, kita memfasilitasi kegiatan mereka sesuai kemampuan kita,” katanya usai bertemu dengan perwakilan JICA di Banda Aceh.
Ia menjelaskan, Jepang sudah sangat banyak membantu rakyat Aceh pascagempa dan tsunami. Kedatangan tim JICA ke Aceh pada peringatan kali ini juga untuk mengevaluasi bantuan-bantuan yang pernah Jepang berikan melalui JICA pada 20 tahun silam.
“Mereka mau me-review, mengevaluasi seperti apa bantuan yang telah mereka berikan 20 tahun yang lalu, dan Alhamdulillah sampai saat sekarang itu masih berfungsi dan bermanfaat,” ujarnya.
Kata Pj Wali Kota, tim JICA merasa senang melihat Banda Aceh kembali bangkit setelah 20 tahun tsunami. Ketangguhan dan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana juga tumbuh makin tinggi.
“Karena memang itu yang selalu kita suarakan agar masyarakat kita tangguh menghadapi bencana. Bencana enggak bisa kita elak, tapi kita harus siap ketika bencana itu datang,” ujarnya.
Selain JICA, lanjut Ade, ada beberapa negara lain yang berpartisipasi pada peringatan dua dekade tsunami Aceh. Berbagai kegiatan digelar tentang mitigasi kebencanaan seperti di Museum Tsunami, Balai Meuseuraya Aceh, Escape Building Lambung, dan lainnya.
“Selain Jepang, ada BMKG, ada UNESCO, ada USAID, jadi kita (Banda Aceh) memfasilitasi mereka sehingga kita tidak perlu lagi bikin khusus, tapi kita tetap mengajak seluruh masyarakat untuk bisa merefleksikan diri,” ujarnya.